Sepucuk Surat
Pada detik sebelum hari yang berat oleh kaki
dikerat ulat
kita sempat menulis surat pada Tuhan meski tanpa alamat;
kita
tahu, meski pasti tidak tahu Tuhan ada di mana,
Ia tak diam di sebuah rumah.
Tapi tiga petak sawah, rumah warisan dan panen tahun depan
akan kita lempit ke dalam tas
karena tetangga, saudara dan handai-handai lantang menjawab panggilan-Nya
Surat tanpa alamat itu sampai juga
tapi kurir tua yang dulu tak bernama itu menggedor lantai dengan palu
menghujam kegetiran yang sama dari masa ke masa
padamu, ibu, yang berdecit seperti ranjang kayu
yang membisu di tepi kasur batu
Yogyakarta, 2013

Komentar
Posting Komentar