Di samping rindu yang tak selamanya membisu
dan pintu yang tirainya tersingkap untukmu
sebagaimana kau hadirkan untukku
dua puluh tahun cinta tak bertirai itu
(lukisan karya: Rotua Magdalena Pardede Agung)
di gerbang lama
tempat pertama berjumpa
aku sampai jua
katakanlah, sayang, engkau cemas
pada kebangkitan luka;
atau pada sajakku.
jatuh dari sakit sepi
dan kegetiran itu,
bukankah kau memang sengaja tertidur di amben kayu
sementara selang itu kau masukkan ke lubang hidungmu.
dan orang-orang berdoa untukmu
Satu puisi sebelum pergi
tentang pagi bersemat pita warna warni
Yogyakarta, 2013

Komentar
Posting Komentar